Menulis untuk orang tua punya tantangannya sendiri. Ada emosi, rasa bersalah, dan pencarian makna yang sering kali hadir di balik setiap kalimat.
Bagi Citra Dewi, content writer di Good Enough Parents (GEP), menulis tentang parenting adalah tentang menghadirkan ruang aman, sebuah tempat di mana orang tua bisa merasa dilihat, didengar, dan diterima apa adanya.
Melalui akun Instagram @goodenoughparents.id, Citra rutin menghadirkan konten yang menghangatkan hati dan membuka ruang refleksi bagi para orang tua.
Di balik setiap unggahan yang tampak ringan, tersimpan proses panjang yang melibatkan riset, diskusi, dan pemikiran mendalam agar pesan yang sampai terasa tulus dan relevan.
Citra berbagi kisahnya kepada RadVoice Indonesia tentang bagaimana ia menulis dengan empati, menghadirkan sudut pandang yang jujur, dan menemukan makna dalam setiap cerita tentang orang tua. Harapannya, pendekatan ini membuat siapapun yang membaca tulisannya merasa ‘didengar’.
Menulis dengan Empati
Sebagai content writer, Citra bertanggung jawab atas konten yang tayang di Instagram Good Enough Parents, mulai dari feed, reels, hingga narasi yang mendampingi visual.
Namun, proses menuju satu unggahan tidaklah singkat. Ia melewati berbagai tahap: mencari inspirasi, riset, brainstorming, menulis, berkoordinasi dengan tim desain, hingga melakukan revisi sebelum akhirnya tayang.

Tantangan terbesar, menurut Citra, terletak pada cara menyampaikan pesan tanpa membuat orang tua merasa bersalah.
“Dalam keseharian menjadi orang tua, pasti sudah sering menyalahkan diri sendiri tanpa harus ditunjuk salah oleh pihak lain,” ujarnya.
Karena itu, setiap kontennya disusun dengan sudut pandang yang hangat, etis, dan berimbang. Citra ingin setiap tulisan terasa seperti pelukan: memberi dukungan, bukan penghakiman.
Salah satu kunci yang ia pegang adalah menulis dari sudut pandang orang tua itu sendiri. Misalnya, ketika membahas topik burnout pada ibu bekerja, ia tidak langsung menyajikan data atau hasil studi, melainkan membuka cerita dengan kisah yang dekat dengan keseharian.
Pendekatan ini membantu pembaca merasa, “Ini juga kisahku.”
Riset, Perspektif, dan Kekuatan Cerita
Konten di Good Enough Parents dibangun dengan pondasi yang kuat. Platform ini berpegang pada pendekatan “Positive Discipline dan Montessori”, serta semua materi yang tayang harus melalui peninjauan dari Psikolog Klinis dan Keluarga.
Untuk memastikan tulisannya tetap akurat dan bernilai, Citra berkomitmen memahami semua tren dan hal teknis mengenai parenting. Salah satunya dengan mengikuti semua kelas dan program yang ditawarkan Good Enough Parents.
“Sebagai content writer, aku sadar diri ikut semua kelasnya. Materi dari kelas-kelas ini jadi sumber pemikiran dan dasar untuk membuat konten,” katanya.
Selain dari program internal, ia juga menambah wawasan melalui jurnal, studi pemerintah dari berbagai negara, dan artikel pendukung.

Namun bagi Citra, sumber inspirasi paling berharga justru datang dari cerita para orang tua lain. Ia gemar mendengarkan pengalaman mereka, baik lewat percakapan, media sosial, maupun buku-buku pengasuhan.
“Intinya, perbanyak sudut pandang, jadi saat menyajikan konten, semakin banyak audiens yang merasa terwakili,” katanya.
Menulis tentang parenting selama ini membuat cara pandang Citra terhadap peran orang tua ikut berubah. Ia belajar bahwa tidak ada orang tua yang sempurna, yang penting adalah terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
“Saya dan tim ingin membentuk Good Enough Parents bukan hanya sebagai media, tapi ruang belajar yang aman bagi orang tua untuk bertumbuh tanpa takut dihakimi,” tuturnya.
Menulis = Mendengarkan
Untuk para penulis konten lain yang masih mencari arah dan makna dalam niche mereka, Citra berbagi pesan reflektif:
“Mulailah dengan memperjelas DNA dari kontenmu dan pahami apa yang sebenarnya dibutuhkan audiens Anda. Dalam niche seperti parenting, konten yang paling kuat bukan yang paling pintar atau paling lengkap, tapi yang paling bisa membuat audiens merasa didengar dan divalidasi,” ucapnya.

Bagi Citra, menulis adalah proses mendengarkan. Ketika penulis benar-benar mendengarkan, setiap kata bisa menjadi bentuk dukungan yang menenangkan bagi pembacanya.
Kesimpulan
Selama perjalannya menjadi content writer, Citra memiliki satu prinsip: menulis konten yang bermakna bukan soal seberapa lengkap data atau seberapa kuat argumen, tapi tentang bagaimana menghadirkan empati dalam setiap kata.
Sebagai content writer di Good Enough Parents, ia menekankan pentingnya memahami emosi audiens, menulis dari sudut pandang mereka, dan menggabungkan riset dengan kepekaan.
Baginya, konten yang kuat bukan yang paling informatif, melainkan yang mampu membuat pembaca merasa didengar, dipahami, dan menemukan diri mereka di dalam cerita yang disajikan.
Wawancara dengan Citra Dewi dilakukan pada Senin, 7 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.