Table of Contents
Subscribe to Insights and Updates

3 Cara Menjadi Jurnalis Foto Profesional dari Donny Fernando

Donny Fernando, fotojurnalis National Geographic Indonesia, membagikan beberapa cara menjadi jurnalis foto.

Donny Fernando telah meliput dari berbagai penjuru Indonesia untuk National Geographic Indonesia dan The Jakarta Post. Selama delapan tahun terakhir, berinteraksi dengan para fotojurnalis senior menjadi salah satu cara menjadi jurnalis foto.

Baru-baru ini, ia pun mendapatkan kesempatan mengisi sebuah workshop tentang penyuntingan untuk jurnalisme visual yang diadakan oleh iBox Indonesia, reseller terkemuka Apple, pada 15 Juni.

Pengalamannya menjadi fotojurnalis memberinya sejumlah strategi efektif ketika melakukan reportase lapangan. Lalu, menurut Donny, apa sajakah cara menjadi jurnalis foto yang konsisten menghasilkan karya terbaik?

3 Cara Menjadi Jurnalis Foto

Dalam bagian kedua dan terakhir wawancaranya dengan RadVoice Indonesia, fotojurnalis National Geographic Indonesia ini membagikan beberapa cara menjadi jurnalis foto.

Salah satu foto Donny menjadi sampul majalah cetak National Geographic Indonesia edisi Desember 2021. (Foto oleh narasumber)

Baca juga: Menilik Jurnalisme Visual dengan Donny Fernando, Jurnalis Foto Nat Geo Indonesia

Bergabung dengan Komunitas

“Untuk teman-teman yang memulai karir dan hobi dalam jurnalistik foto, Anda tidak dapat memulai bidang ini sendirian.

“Koneksi dengan teman-teman fotojurnalis sangatlah penting.

“Saya mengenal sebuah istilah: The Bang-Bang Club. Istilah tersebut berasal dari sebuah film berjudul serupa.

“Film tersebut berkisah tentang empat sekawan yang merupakan jurnalis foto dari media berbeda-beda. Mereka tidak pernah liputan sendirian, melainkan berkelompok.

“Dengan berkelompok, mereka akan merasa sangat aman, nyaman, serta pekerjaan menjadi jurnalis foto tidak terasa monoton.

“Pada awal karier saya sebagai fotojurnalis, saya ditugaskan oleh redaktur saya, Berto Wedhatama, untuk menyetor beberapa nama jurnalis foto yang saya temui di lapangan dan berkenalan dengan mereka.

Donny telah memotret berbagai lansekap alam. Pengalamannya bersosialisasi dengan para fotojurnalis senior membuatnya menjadi wartawan yang lebih unggul. (Foto oleh narasumber)

“Dengan ini, kita akan banyak belajar dari beberapa jurnalis foto yang lebih senior dari kita.”

Bertanggung Jawab

“Jurnalis foto sangat tidak diperbolehkan untuk menghilangkan subjek foto melalui aplikasi edit.

“Hilangnya subjek foto berarti hilangnya unsur informasi dalam foto tersebut.

“Fotojurnalis harus mampu mempertanggungjawabkan fotonya dari segi kebenaran. Aspek kebenaran ini menyangkut nilai berita 5W1H.

Donny memotret tarian perang Kabasaran dari Minahasa untuk National Geographic Indonesia. Tidak ada satu pun elemen dari foto ini yang ia hilangkan. (Foto oleh narasumber)

“Foto tentu tidak boleh diatur untuk mendapatkan kejadian yang kita inginkan, kecuali ketika kita melakukan sesi pemotretan komersial atau portrait lainnya.”

Berlatih Menulis

“Keahlian menulis adalah nilai plus yang saya rasa harus dimiliki semua fotojurnalis.

“Tidak hanya sekadar dapat memotret dengan indah, kita juga harus dapat bertutur dalam foto kita.

“Memang benar, foto yang kuat mengisahkan ribuan kata, namun jangan lupa bahwa manusia gemar dengan kisah.

Donny meliput di Taman Nasional Lore Lindu. Menurutnya, kemampuan menulis menambah nilai jual para jurnalis foto. (Foto oleh narasumber)

“Melalui cerita, wartawan dapat menceritakan sudut pandang mereka terhadap sebuah isu. Mereka juga berperan dalam meminimalisir misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.”

Wawancara dengan Donny Fernando dilakukan pada Rabu, 5 Juni 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Get the latest updates delivered right to your inbox!
Having a problem? Email Us: hello@radvoice.id