Table of Contents
Subscribe to Insights and Updates

Bela Dienna Bicara Humas, Siaran Pers, dan Kesehatan Mental

Bela Dienna berbincang dengan RadVoice Indonesia pada 11 Januari 2024.

Bekerja di bidang humas memungkinkan praktisi untuk melakukan beragam pendekatan kepada narasumber dan klien. 

Bela Dienna, Public Relations Lead di startup crypto, membagikan sudut pandangnya ketika menjahit pesan-pesan untuk siaran pers dan kampanye humas.

Selama bekerja di startup tersebut, Bela berkontribusi terhadap materi edukasi crypto untuk kalangan milenial dan Generasi Z. 

Sebelumnya, ia bekerja sebagai PR and Partnership di Credibook, dan Junior PR Consultant di Dialogue Communications 

RadVoice Indonesia berkesempatan mewawancarainya. Berikut selengkapnya.

Apa yang membuat Anda terjun ke bidang humas? 

“Sebenarnya, kalau di PR, kita bisa mencoba banyak sepatu. 

“Di humas, kita yang di balik pembuatan siaran pers. Sejujurnya, pasti kita jahit (crafted) dulu pesannya apa, dan sosok PR ada untuk support

“Misalnya, saya mencoba memosisikan diri sebagai narasumber A. Terus saya mencoba sepatunya narasumber B. Saya coba mendekati beberapa posisi dan figur yang beda dengan profil dan kepribadian yang beda juga.

“Saya akhirnya menemukan joy melalui cara pendekatan narasumber, walaupun beda orang dan perspektif. Ini masih dalam satu jalur dan pesannya konsisten satu sama lain. Itu yang membuat saya lanjut di PR.”

Baca juga: 11 Skill Public Relations yang Wajib Dimiliki Humas

Bela Dienna berbincang dengan RadVoice Indonesia pada 11 Januari 2024.

Jika Anda punya pilihan, pada titik apa profesi humas disebut ideal dan berkelanjutan (sustainable)?

“Kalau saya bisa memilih, pertama saya percaya bahwa pekerjaan ini selalu dibutuhkan. 

“Kalau misalnya, teknologi-teknologi yang akhirnya menggantikan pekerjaan, saya percaya pekerjaan ini masih hadir sampai kapan pun. Walaupun ada ChatGPT, Anda juga pasti butuh tailormade ketika menulis artikel atau membuat konten, kan? Butuh tangan manusia. Tidak mungkin copy-paste dari situ.

Baca juga: 5 Tips Menggunakan AI saat Membuat Press Release 

“Saya yakin pekerjaan ini bisa sustain, plus saya percaya bahwa PR di lingkup komunikasi, cabangnya banyak sekali. Everything starts with communication

“Dari itulah saya memantapkan diri, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk ekspansi. Karena saya tidak ingin hanya di humas, tapi juga di bidang lain. Contohnya, berhubungan dengan humas seperti government relations. Dalam lima tahun ke depan, saya terbayang untuk bekerja di bidang marketing juga. Jadi, ruang lingkupnya meluas.”

Industri komunikasi, media, dan periklanan berkembang pesat. Bagaimana Anda merawat diri dan kesehatan mental sambil tetap profesional? 

“Terutama di industri lumayan dinamis seperti startup, pasti banyak dinamika yang terjadi. Jadi lumayan harus adaptasi dan agile untuk mengikuti perubahan-perubahan yang ada. 

“Misalnya, saya masih baru di crypto, jadi bingung memahami pasar dengan konteks yang banyak [dan] terminologi crypto. Akhirnya saya coba diskusi dengan tim terkait, bahkan cerita ke atasan.

“Dengan yang setara atau atasan, saya usahakan komunikasi tetap jalan. Sehingga mereka tahu apa kesulitan saya, tantangan yang sedang saya hadapi, dan mereka bisa bantu.

“Saya merasa, filling the gap between each other dalam tim itu perlu. Sehingga berada di posisi yang bisa komunikasi dengan enak, saya bersyukur. Setidaknya bisa voicing out apa yang ada di pikiran.

“Selanjutnya, saya investasi leher ke atas, termasuk pikiran, ilmu, dan skincare. Saya percaya itu perlu walaupun misalnya tidak banyak ketemu orang.

“Ditambah lagi, saya juga menjaga makan. Banyak sekali dari kita yang akhirnya lupa makan, gara-gara kerja terlalu tenggelam di deadline. Akhirnya skip makan, sakit, malah masuk UGD. Misalnya begitu. Minimal pasti sudah sedia obat maag di tas atau mendisiplinkan (jadwal makan) diri, dan setidaknya istirahat dulu.

“Saya juga olahraga. Orang-orang biasanya males banget [untuk olahraga], akhirnya saya langganan member gym. Karena sudah invest, sehingga sesibuk apa pun harus gym.

“Kalau misalnya tidak suka gym, Anda bisa ikut semacam komunitas lari atau badminton. Biasanya di kantor-kantor sering ada badminton rutin, itu bisa membantu.”

Wawancara dengan Bela Dienna dilakukan pada Kamis, 11 Januari 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Get the latest updates delivered right to your inbox!
Having a problem? Email Us: hello@radvoice.id