Pengalaman Aini Putri Wulandari Menjaga Reputasi Negara Lewat Komunikasi Diplomatik

reputasi negara

Dari jurnalistik ke dunia diplomasi, perjalanan karier Aini Putri Wulandari menunjukkan bagaimana komunikasi menjadi titik penting menjaga reputasi negara dari profesi yang ia jalani. 

Berawal sebagai jurnalis di CNNIndonesia.com pada 2018, alumnus Universitas Ankara di Turki itu kini bertanggung jawab sebagai sekretaris duta besar (dubes) Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia.

Selama lima tahun terakhir, Aini turut berperan menjaga reputasi negara melalui komunikasi diplomatik yang dijalankan dari balik layar.

RadVoice Indonesia telah berbincang dengan Aini untuk membahas bagaimana perannya selama mendampingi dubes Bosnia dan Herzegovina di Indonesia. Berikut selengkapnya. 

Membangun Reputasi Negara Bosnia dan Herzegovina di Indonesia

Bukan hal sulit bagi Bosnia dan Herzegovina dalam membangun reputasi negara di mata publik Indonesia.

Secara historis, Indonesia telah lama memiliki kedekatan emosional dan hubungan humanis dengan negara yang terletak di semenanjung Balkan barat Eropa itu. 

Indonesia berperan penting membantu Bosnia pada masa-masa sulit pascaperang di akhir 1990-an. 

Kami ingin memperkenalkan Bosnia sebagai negara yang memiliki banyak potensi untuk dieksplorasi, bukan hanya dikenal dari latar belakang konfliknya,” ucap Aini. 

Baca juga: Perjalanan Beralih Karier: Dari Jurnalis ke Pencipta Pesan untuk Komunikasi Korporat

reputasi negara
Aini menyebut pihak kedutaan ingin Bosnia dikenal sebagai negara yang banyak potensi untuk dieksplorasi, bukan hanya dikenal dari latar belakang konfliknya. (Foto oleh ASEAN Secretariat)

Negara ini merupakan titik temu berbagai agama dan etnis besar di Eropa. Ibu kotanya yakni Sarajevo, sering disebut sebagai “Jerusalem di Eropa”. 

“Kami ingin membangun citra bahwa Bosnia adalah bagian dari Eropa yang berbeda: lebih dekat secara emosional, lebih hangat, dan memiliki nilai-nilai yang selaras dengan masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Selain wisata, Aini juga menekankan pentingnya hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.

Meski secara ukuran Bosnia merupakan negara yang lebih kecil dibanding Indonesia, ia menyebut bahwa pihak kedutaan selalu menjajaki dan membuka berbagai peluang kerja sama, terutama melalui perannya sebagai perwakilan diplomatik. 

“Salah satu contohnya adalah dengan mendukung partisipasi dan memfasilitasi kebutuhan administrasi serta koneksi para pelaku usaha asal Indonesia dalam ajang Halal Expo Sarajevo yang baru saja diselenggarakan pada Juni lalu,” katanya.

Menjaga Reputasi Negara dengan Komunikasi Diplomatik 

Sebagai sekretaris dubes, Aini turut berperan memastikan pesan-pesan resmi yang disampaikan publik atau pejabat lainnya dapat diterima dengan tepat dan tidak menimbulkan miskomunikasi. 

Ia bertugas menerjemahkan sekaligus memastikan konteks dan maksud komunikasi tetap terjaga. 

“Sebelum acara atau pertemuan berlangsung, saya selalu berdiskusi terlebih dahulu dengan dubes untuk memahami konteks secara menyeluruh, menyamakan pemahaman, dan menyesuaikan penyampaian dengan sensitivitas budaya, sosial, atau politik yang relevan, baik di Indonesia maupun negara tujuan kami,” ujar Aini.

Dalam situasi yang menggunakan bahasa Inggris, dubes biasanya menyampaikan pesan secara langsung. 

Namun, Aini selalu bersiap untuk mendampingi, melengkapi, atau menjembatani komunikasi apabila diperlukan. 

Baca juga: Mengapa Public Speaking bagi PR Bukan Pilihan tapi Kebutuhan Menurut Praktisi Citta Nandini

reputasi negara
Dalam tanggung jawabnya, Aini (paling kanan) bertugas menerjemahkan sekaligus memastikan konteks dan maksud komunikasi duta besar tetap terjaga. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri) 

Bahkan dalam pertemuan tanpa briefing sebelumnya, ia juga tetap harus sigap menangkap arah pembicaraan, memahami dinamika yang terjadi, serta menjaga kesinambungan komunikasi dan hubungan yang sedang dibangun oleh kedutaan.

“Saya juga secara rutin membantu menyusun dan menyunting naskah pidato atau sambutan yang akan disampaikan oleh dubes,” ucapnya. 

Dalam konteks diplomatik, strategi komunikasi yang disampaikan bersifat normatif namun tetap mempertimbangkan sensitivitas budaya. 

Menurut Aini, gaya penyampaian juga disesuaikan dengan suasana dan karakter audiens, apakah formal, lebih hangat, atau bersifat teknis agar pesan tetap relevan dan membangun kedekatan.

Kemampuan menguasai lebih dari dua bahasa turut membantu Aini memahami nuansa komunikasi yang lebih mendalam. 

“Hal ini mempermudah saya membangun relasi yang hangat sejak awal, memberikan masukan yang sesuai, serta menjadi penghubung apabila terjadi perbedaan persepsi atau potensi kesalahpahaman lintas budaya maupun bahasa,” jelasnya.

Peran Komunikasi Diplomatik di Tengah Situasi Sensitif

Miskomunikasi atau situasi sensitif tak selalu bisa dihindari, mengingat perbedaan bahasa dan budaya antara kedua negara.

Ketika ada pemberitaan miring atau misinformasi yang berpotensi memengaruhi dubes atau reputasi negara yang diwakili, langkah pertama yang dilakukan Aini adalah mengklarifikasi ulang dengan peka dan penuh empati. 

Ia akan berusaha memahami konteks secara keseluruhan dari kesalahpahaman tersebut agar dapat merespons secara tepat dan tidak reaktif.  

Langkah yang tepat selanjutnya akan diambil sesuai hasil diskusi dengan dubes.

Baca juga: Belajar Strategi Komunikasi Krisis dari 4 Drama Korea Ini

“Dalam kondisi seperti ini, saya dituntut untuk cepat dan tanggap dalam membaca konteks secara lebih luas dan mendalam, lalu mengambil langkah klarifikasi yang tetap mengutamakan kehati-hatian dan rasa hormat,” tuturnya.

Terlepas dari persoalan tersebut, Aini juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan berbagai institusi dan mitra kerja, termasuk media.

“Karena menurut saya reputasi negara tidak datang dari sekali klarifikasi, tapi dari kepercayaan yang dibangun dan track record yang ada,” terang Aini.

Tantangan dalam Menyampaikan Pesan 

Salah satu tantangan utama dalam menyampaikan pesan ke publik atau pejabat negara lain adalah memastikan bahwa pesan tersebut tidak hanya akurat secara bahasa, tetapi juga sesuai secara budaya. 

Aini menjelaskan, perbedaan dalam konteks budaya, diksi, dan cara berkomunikasi akan memengaruhi makna dari pesan yang disampaikan. 

reputasi negara
Menurut Aini, perbedaan dalam konteks budaya, diksi, dan cara berkomunikasi akan memengaruhi makna dari pesan yang disampaikan. (Foto oleh Aini Putri Wulandari)

“Apalagi dalam menerjemahkan apa yang disampaikan dubes. Hal ini menjadi lebih sulit karena sebelum menerjemahkan, saya perlu memahami topik yang dibahas di dalam dua konteks budaya yang berbeda,” ujarnya.

Posisi dan opini pribadi terhadap beberapa topik terkadang juga menjadi tantangan tersendiri bagi Aini dalam menyampaikan maksud dubes. 

Namun, Aini selalu berusaha memposisikan diri sebagai perpanjangan pesan dubes untuk menjaga akurasi, integritas, dan posisi resmi institusi.

Kesimpulan

Perjalanan Aini Putri Wulandari dari dunia jurnalistik ke ranah diplomasi menunjukkan bagaimana komunikasi bukan sekadar kemampuan teknis, tapi juga upaya untuk membangun hubungan hingga reputasi negara. 

Sebagai sekretaris duta besar Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia, Aini juga berperan penting menyampaikan pesan diplomatik, merespons isu sensitif dengan tenang, dan menjembatani adanya perbedaan budaya. 

Pengalamannya menjadi bukti bahwa komunikasi diplomatik yang efektif akan membangun reputasi negara yang positif. 

Wawancara dengan Aini Putri Wulandari dilakukan pada 7 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas. 

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?