Bekerja sebagai penulis konten membuka banyak jalan untuk berkarya di bidang lain, mulai dari jurnalistik hingga komersil.
Namun salah satu aspek krusial yang perlu dikuasai banyak penulis konten adalah Search Engine Optimization yang berperan membuat konten mudah ditemukan. Bisa-bisa tulisan Anda muncul di halaman pertama hasil pencarian, lho.
Hal itu terjadi pada Yohanna Valerie. Ia pernah menulis topik-topik bursa saham dan keuangan di situs berita Warta Ekonomi.
Tulisan-tulisannya berhasil masuk dalam daftar artikel populer di situs tersebut pada 2023.
“Aku sudah menulis dari SMP. Artikel-artikel. Tapi, ada bayangan, ya sudah bisa ini gue ngerjain bidang ini. Seumur hidup sepertinya begitu,” ujarnya.
RadVoice Indonesia berkesempatan mewawancarai Yohanna Valerie. Ia sekarang berprofesi sebagai penulis konten di sebuah agensi periklanan di Jakarta Utara ini. Berikut selengkapnya.
Menurut Anda, pada titik apa profesi penulis konten disebut ideal dan berkelanjutan (sustainable)?
“Menjadi penulis konten banyak kerjaan. Perubahannya juga banyak banget.
“Misal: SEO tiap tahun juga pasti ada saja update. Ilmu marketing juga bermacam-macam.
“Sebenarnya kalau dilihat dari perkembangan sekarang, sewaktu mengobrol dengan user, untuk content writing saja itu memang agak sempit cakupannya.
“Maksudnya, tidak semasif waktu masa-masa startup. Kebutuhan terhadap content writing di mana-mana.
“Kalau sekarang karena tech winter (penurunan industri teknologi), mungkin kebutuhan terhadap penulis konten juga menurun.
“Selain itu, sepengetahuanku, apa-apa sekarang itu di media sosial. Entah di Twitter, TikTok, Instagram.
“Tidak sebanyak itu yang cari tutorial di Google. Orang lihatnya langsung media sosial. Kalau SEO, agak perlu khawatir juga kali ya. Biar orang-orang mencari di Google, search engine lagi. Nggak semuanya medsos.
“Kalau masalah sustainable, menurut aku sebenarnya agak kurang. Kayaknya, sih. Karena sudah ada kecerdasan buatan (AI) juga, meskipun memang jujur, kurang baik kualitasnya.
“Kalau pakai tools AI, infonya tidak lengkap begitu. Sepertinya aku bakal memperluas kemampuan di bidang menulis dulu.
“Mencoba belajar copywriting dan SEO writing lebih dalam lagi, atau mungkin nanti UX writing juga.
Baca juga: 3+ Tips Menulis Artikel SEO yang Efektif, Wajib Perhatikan Keyword!
“Kalau aku punya waktu, biaya, dan kesempatan, mungkin ingin melanjutkan pendidikan supaya bisa kerja di lingkup pendidikan saja. Katakanlah penelitian, memperdalam linguistik, mungkin ke psikologi, dan lain-lainnya.”
Bagaimana Anda mempertahankan kesehatan mental sambil tetap profesional?
“Cara aku untuk pemulihan, misalnya, ada satu hari yang memang aku pakai untuk bersantai. Nggak ngapa-ngapain, nggak berurusan dengan tulisan atau pekerjaan. Hanya baca-baca buku, scrolling medsos, mengobrol sama teman dan keluarga.
“Aku usahakan tidur tidak kurang dari enam jam. Waktu kita kuliah, bisa tidur dua jam sehari saja. Tapi sekarang pas sudah kerja, nggak bisa deh.
“Jadi kalau mengantuk, aku tidur. Ambil waktu istirahat dan waktu untuk happy-happy.“
Wawancara dengan Yohanna Valerie dilakukan pada Jumat, 19 Januari 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.
Layaknya pasang surut setiap industri, peran penulis konten terdampak oleh meningkatnya adopsi media sosial dan AI.
Biarpun begitu, konten yang dihasilkan para penulis dapat menjadi pedoman bagi para pengguna mesin pencari yang membutuhkan informasi lengkap perihal isu-isu tertentu.
Seperti apa yang telah Yohanna Valerie sebutkan di atas, SEO memiliki manfaatnya tersendiri yang tidak dimiliki oleh postingan media sosial maupun materi marketing lainnya.
Penulis konten yang memahami Search Engine Organization dapat membuat setiap organisasi merasakan berbagai manfaat SEO untuk bisnis, di antaranya meningkatkan traffic secara gratis. Ini tentu dapat menekan biaya pemasaran perusahaan Anda, bukan?
Apakah Anda semakin yakin untuk mempertimbangkan strategi konten berbasis SEO ke depannya? Konsistensi akan membuahkan hasil baik di kemudian hari.