Olahraga merupakan kegiatan yang bersifat genderless. Siapa pun bisa menikmati dan menekuninya, termasuk hingga menjadi atlet profesional. Salah satu olahraga yang populer di penjuru dunia adalah sepak bola.
Meski kerap dianggap sebagai olahraga “keras” yang didominasi pria, sepak bola juga menjadi ruang bagi perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka mengolah si kulit bundar di lapangan hijau. Tapi, apakah sepak bola wanita juga mendapatkan atensi yang sama dari publik?
“Olahraganya sama-sama sepak bola, tapi hampir segalanya berbeda.”
RadVoice Indonesia berkesempatan berbincang dengan Tio Ridwan, editor kumparan yang selama dua tahun terakhir mengawal kumparanBOLANITA-sebuah kanal khusus untuk berita dan informasi seputar sepak bola wanita.
Seperti apa keseruan Tio dalam mengolah berbagai berita dan informasi seputar dunia sepak bola wanita? Simak wawancara kami berikut ini.
Mendalami Dunia Sepak Bola Wanita

Tio mulai terlibat dalam liputan sepak bola wanita setelah ditunjuk sebagai Editor kumparanBOLANITA pada pertengahan 2023. Saat itu, kumparan meluncurkan kanal baru yang berfokus pada isu sepak bola wanita, baik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Tio, langkah tersebut muncul pada waktu yang tepat karena pamor sepak bola wanita sedang meningkat secara global. Di Indonesia, sejumlah kegiatan lokal yang menampilkan sepak bola wanita juga mulai bermunculan, mendorong perhatian dari berbagai pihak terhadap olahraga ini.
Namun, perkembangan di tingkat nasional masih menghadapi tantangan besar.
“Meliput sepak bola wanita di Indonesia berarti berbicara soal barrier-baik secara sosial, budaya, maupun infrastruktur-yang menghalangi banyak perempuan di Indonesia memilih olahraga ini,” jelas Tio.
Berbeda dari sepak bola pria yang sudah mapan dari segi sistem dan fasilitas, jurnalis yang meliput sepak bola wanita perlu menyesuaikan ekspektasi terhadap kondisi di lapangan. Banyak hal masih perlu diperjuangkan, mulai dari level pemain, fasilitas latihan, perhatian federasi, hingga struktur industrinya yang belum stabil.
“Para jurnalis yang bertugas bersama saya harus berhadapan dengan isu yang kompleks, dari minimnya pelatih berpengalaman, sekolah sepak bola yang belum berkembang, sampai kompetisi yang tidak berjalan secara konsisten,” tambah Tio.
Perkembangan dan Tantangan

Dalam dua tahun terakhir, perhatian terhadap sepak bola wanita mulai tumbuh. Kembalinya Timnas Wanita Indonesia ke kompetisi internasional menjadi salah satu pemicunya.
Selain itu, kehadiran berbagai turnamen lokal seperti MilkLife Soccer Challenge, Hydroplus Soccer League, dan Hydroplus Piala Pertiwi ikut menjaga keberlangsungan kompetisi di tingkat lokal.
Meski demikian, kesetaraan perhatian dengan sepak bola pria masih jauh dari kata tercapai.
“Sudah lebih baik, tapi masih jauh,” ujar Tio. “Daya tarik sepak bola wanita belum setinggi sepak bola pria, dan ketiadaan kompetisi di level tertinggi membuat kemampuan pemain kita sulit terekspos.”
Salah satu harapan besar datang dari rencana Ketua Umum PSSI Erick Thohir, yang menargetkan Liga 1 Putri kembali digelar pada 2027.
Kompetisi ini sebelumnya sempat berjalan pada 2019 namun berhenti setelah satu musim. Menurut Tio, keberadaan liga yang berkelanjutan dan inklusif sangat penting untuk membuka peluang lebih besar bagi pesepak bola wanita.
Baca juga: Hilmi Abdul Halim Berbicara tentang Independensi Jurnalis Freelance di Era Ketidakpastian
Momen Pertandingan Paling Berkesan

Tio menuturkan salah satu momen paling berkesan baginya adalah saat laga Timnas Wanita Indonesia vs Singapura pada 28 Mei 2024. Baginya, pertandingan ini punya arti penting.
“Pertama, Indonesia kembali aktif di panggung internasional. Kedua, pelatih baru dari Jepang, Satoru Mochizuki, memberi kepercayaan besar kepada pemain muda seperti Marsela Awi, Claudia Scheunemann, dan Fani. Ketiga, sekitar 2.900 penonton datang langsung ke Stadion Madya meski laga digelar gratis,” ungkapnya.
Bagi Tio, animo tersebut membuktikan bahwa dukungan terhadap sepak bola wanita benar-benar ada. Antusiasme publik bisa menjadi modal penting untuk mengembangkan industri sepak bola wanita di masa depan.
Menyuarakan Cerita Sepak Bola Wanita
Minimnya informasi tentang sepak bola wanita di Indonesia membuat kolaborasi tim semakin berarti. Tio dan kawan-kawan berupaya menyeimbangkan pemberitaan antara fakta lapangan dan kisah personal para pemain.
Melalui dua program unggulan, “Know Your Hero” dan “SSB Gue”, Tio berusaha menggali cerita-cerita inspiratif dari lapangan.
Program “Know Your Hero” menampilkan profil dan perjalanan tokoh sepak bola wanita Indonesia, sedangkan “SSB Gue” menyoroti komunitas dan sekolah sepak bola di akar rumput yang menjaga semangat generasi muda.
Baca juga: Dinamika Humas Politeknik Negeri Fakfak Roirike Bewinda Menjadi Komunikator di Bumi Cenderawasih
Harapan untuk Masa Depan Sepak Bola Wanita

Meski telah ada kemajuan, Tio menilai sepak bola wanita masih sering dianggap sekadar pelengkap. Ia berharap pandangan ini segera berubah.
“Saya merasa federasi masih memperlakukan timnas wanita sebagai kewajiban. Bahkan, eksposur media terhadap timnas sering kali dibatasi,” ujarnya.
Menurut Tio, keterbukaan informasi juga menjadi masalah. Beberapa kali training camp dijalankan tanpa sesi latihan terbuka, termasuk saat pemusatan latihan di Yogyakarta dan Jepang pada Oktober 2025.
“Publik jadi bertanya-tanya tentang perkembangan tim. Padahal, sepak bola wanita sedang punya momentum bagus,” kata Tio.
Meski tantangan masih besar, ia percaya media punya peran penting dalam membentuk persepsi publik terhadap sepak bola wanita.
“Media perlu belajar soal nuance dan konteks sepak bola wanita. Sudah bukan zamannya lagi berita seksis mengiringi prestasi mereka,” tutup Tio.
Baca juga: Melihat Program Makan Bergizi Gratis di Finlandia dari Kacamata Jurnalis Harian Kompas
Kesimpulan
Sepak bola wanita di Indonesia menunjukkan perkembangan positif, meski masih menghadapi berbagai hambatan seperti minimnya fasilitas, kompetisi yang belum berkelanjutan, dan eksposur media yang terbatas. Melalui kanal kumparanBOLANITA, Tio dan timnya berupaya menghadirkan pemberitaan yang lebih adil dan mendalam, sambil mengangkat kisah para pemain serta komunitas yang bekerja di balik layar.
Momentum meningkatnya minat publik menjadi modal penting untuk mendorong perubahan yang lebih besar. Dengan dukungan federasi, media, dan masyarakat, sepak bola wanita berpeluang terus tumbuh dan mendapatkan perhatian yang lebih layak di masa depan.