Belajar Memimpin dengan ‘Mendengar’ dari CEO Meditap Ardianto Utomo

CEO Meditap Ardianto Utomo

“Jika menjadi pemimpin, jangan hanya bicara. Yang lebih penting justru mendengar.”

Itulah prinsip sederhana yang dipegang kuat oleh Ardianto Utomo, CEO Meditap, ketika memimpin timnya dalam menghadapi tantangan dunia health technology (healthtech) dan asuransi yang terus berkembang. 

Berbekal pengalaman lebih dari 15 tahun di industri konsultan global, ia menyadari bahwa kemampuan mendengarkan bukan hanya soal membina hubungan kerja yang sehat, tapi juga cara menemukan solusi dari masalah yang kompleks.

RadVoice Indonesia berkesempatan mewawancarai Ardianto di sela-sela InsurInnovator Connect Indonesia 2025, yang diadakan di Jakarta pada 2 dan 3 Juli 2025.

Ardianto berbagi cerita tentang bagaimana prinsip “mendengar” membentuk gaya kepemimpinannya, menginspirasi transformasi di Meditap, sekaligus membantunya menjaga keseimbangan hidup. Berikut selengkapnya.

Meditap dan Visi Transformasi Digital Ardianto Utomo

Meditap (PT Teknologi Pamadya Antalika) merupakan third‑party administrator (TPA), atau pihak ketiga, yang membantu perusahaan mengurus klaim dan manfaat asuransi kesehatan karyawan.

Fokus utamanya adalah menghadapi lonjakan biaya medis yang terus meroket pada angka dua digit setiap tahun. 

Belajar Memimpin dengan 'Mendengar' dari CEO Meditap Ardianto Utomo
Di bawah kepemimpinan Ardianto Utomo, Meditap berupaya menekan lonjakan biaya medis lewat solusi klaim dan manfaat kesehatan karyawan. (Foto oleh Meditap)

Ardianto menyadari, metode tradisional tidak lagi memadai untuk menghadapi permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, ia mulai menerapkan otomasi dan AI untuk menangani klaim yang sederhana, seperti diagnosa flu atau cek laboratorium rutin. “Dengan begitu, tim dapat lebih fokus pada kasus yang lebih kompleks,” ucapnya.

Dalam menjalani transformasi ini, Ardianto mengutamakan pendekatan kolaboratif.

Alih‑alih mencoba membangun semua fungsi sendiri seperti “super app”, Meditap memilih menjadi platform terbuka yang menghubungkan berbagai aplikasi kesehatan, apotek online, rumah sakit, dan perusahaan asuransi. 

Semuanya dimulai dari proses mendengar dan memahami apa yang sudah ada di pasar, lalu mencari cara untuk menyambungkan satu sama lain.

“Kami tidak mengklaim ingin menjadi Alibaba, tapi kami ingin membangun platform bersama di mana semua pihak saling terhubung,” ucapnya.

Saat ini, Meditap sudah menyelesaikan sekitar 80% fase pertama: membangun sistem otomasi, integrasi API, serta dashboard deteksi fraud sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru, lengkap dengan dewan penasihat medis.

Kepemimpinan Tanpa Micromanaging versi Ardianto Utomo

Beranjak dari urusan bisnis, Ardianto menganggap kepemimpinan bukanlah tentang seberapa besar kendali yang dimiliki, melainkan seberapa baik ia bisa memberi ruang bagi tim untuk berkembang. 

Dalam perjalanannya sebagai CEO Meditap, ia sengaja menghindari micromanaging, yaitu gaya kepmimpinan yang terlalu mengontrol setiap detail pekerjaan tim.

Ia lebih memilih memberi kepercayaan penuh dan ruang gerak bagi timnya. “Setiap profesional yang sudah dipilih perusahaan memiliki kapabilitas dan tanggung jawab tersendiri,” ujarnya.

Belajar Memimpin dengan 'Mendengar' dari CEO Meditap Ardianto Utomo
CEO Meditap Ardianto Utomo (baris pertama, kelima dari kiri) percaya, kepemimpinan berarti memberi ruang dan kepercayaan penuh bagi tim untuk berkembang. (Foto oleh Meditap)

Dalam keseharian, Ardianto selalu membuka pintu kantornya untuk sesi tanya jawab singkat atau diskusi ide. 

Ia tahu bahwa proses mendengar masukan, baik dari staf junior maupun mitra rumah sakit, seringkali melahirkan inovasi tak terduga. 

Dengan menanamkan budaya mendengar, ia memastikan setiap keputusan strategis mendapat landasan data dan pengalaman langsung dari lapangan. 

“Cara ini membuat tim merasa diikutsertakan, bukan sekadar dieksekusi,” ucapnya.

Profesional Tanpa Melupakan Integritas

Integritas menjadi nilai yang tak pernah ditawar oleh Ardianto. 

Dalam dunia startup yang serba cepat, ia percaya bahwa pertumbuhan bisnis seharusnya tidak mengorbankan etika. 

Pengalaman perjalanan kariernya mengajarkan satu hal penting. “Setiap masalah bisa dilihat dari sudut pandang berbeda,” tuturnya.

Oleh karena itu, pendapat siapa pun yang bersentuhan dengan proses operasional selalu diakomodasi, membentuk keputusan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kopi dan Game

Sebelum memulai hari, ia akan menyempatkan diri duduk di teras rumah, menyeruput kopi hitam selama 30 menit.

Belajar Memimpin dengan 'Mendengar' dari CEO Meditap Ardianto Utomo
Bagi Ardianto, secangkir kopi sore di teras rumah adalah momen sakral untuk menenangkan pikiran setelah hari penuh rapat dan strategi. (Foto oleh InsurInnovator Connect Indonesia)

Setelah seharian rapat dan diskusi strategi, Ardianto selalu menutup hari kerjanya dengan rutinitas sederhana yang membantu “mengosongkan pikiran”. 

Ia membuka Steam dan memilih Skyrim, permainan favoritnya. 

“Saya seorang gamer. Kalau Anda melihat kumpulan Steam saya, saya punya sekitar 100 permainan,” ucapnya.

Aktivitas ini bukan sekadar hiburan. Bagi Ardianto, game menjadi “terapi” untuk menyegarkan kembali kreativitas dan emosinya.

Ia percaya bahwa sebuah pertemuan selalu dimulai dengan mendengar. Begitu pula hari kerja yang produktif, di mana ia perlu memberi ruang untuk diri sendiri mendengar kebutuhan hati dan pikiran terlebih dahulu.

Kesimpulan

Prinsip mendengar menjadi benang merah dalam gaya kepemimpinan CEO Meditap Ardianto Utomo, dari transformasi digital hingga kolaborasi tim.

Ia menerapkan otomasi dan AI sambil menghargai setiap masukan dan menjaga nilai integritas.

Di luar urusan bisnis, Ardianto menyisihkan waktu untuk kopi sore dan bermain game sebagai terapi yang menyegarkan pikiran.

Dengan pendekatan ini, ia menegaskan bahwa mendengar bukan sekadar strategi manajemen, tetapi juga kunci menjaga kesejahteraan pribadi dan profesional untuk menghadapi tantangan industri yang terus berubah.

Wawancara dengan Ardianto Utomo dilakukan oleh Randy Mulyanto pada Kamis, 3 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?