Bagaimana AI Mengubah Industri PR di Masa Depan

Prompt AI

Peran AI di industri PR di masa depan menjadi kenyataan yang tak terelakkan.

AI mengubah hampir setiap aspek di industri PR, seperti media monitoring, pembuatan konten, hingga manajemen reputasi dan penanganan krisis.

Dengan teknologi berkembang semakin pesat, alur kerja (workflow) di industri PR di masa depan pun ikut berubah.

Alat otomatisasi dan algoritma mesin berbasis AI bisa meningkatkan efisiensi, ketepatan dan efektivitas, sehingga praktisi PR dapat mengambil langkah strategis dengan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi.

Mengutip Forbes, meskipun sebagian praktisi PR memanfaatkan efisiensi dan kecepatan dari AI, praktisi PR lainnya mempertimbangkan dampak etis dan sisi kreativitasnya.

RadVoice Indonesia membahas lebih jauh bagaimana AI mengubah industri PR di masa depan serta tantangannya.

Peran AI dalam Industri PR

Perkembangan AI telah membawa perubahan besar dalam praktik PR. RadVoice menilai, AI tidak hanya mempercepat proses kerja, tetapi juga memberikan nilai strategis dalam memahami persepsi publik secara lebih mendalam.

Mempercepat Media Monitoring dan Analisis Sentimen

Menurut Forbes, AI mempercepat media monitoring dan analisis sentimen, sehingga tim PR mendapat insight bagaimana brand dipersepsikan publik.

PR di masa depan
AI mempercepat media monitoring dan analisis sentimen sehingga membantu PR di masa depan. (Foto oleh oatawa/Freepik)

Praktisi PR bisa memanfaatkan AI untuk memantau tren di berbagai platform media sosial, identifikasi tren, dan memperkuat sentimen positif terhadap brand atau isu.tertentu.

Untuk melihat sentimen publik, AI mempermudah tim PR untuk mendeteksi percakapan yang positif, negatif, dan netral sehingga strategi komunikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan audiens.

Sebagai contoh, menurut Agility PR, AI bisa mengidentifikasi percakapan negatif terkait selebriti, produk, atau kampanye yang memicu tren.

Mempercepat Penanganan Krisis

AI bisa membantu tim PR untuk mengidentifikasi potensi krisis, bahkan sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.

Kehadiran AI memudahkan praktisi PR mengevaluasi situasi, menyusun draf respons, dan menyiapkan solusi secara lebih cepat, meskipun pada akhirnya PR tetap membutuhkan insting dari perspektif manusia.

Mengutip Forbes, penyusunan draf yang biasanya memakan waktu berjam-jam kini bisa dipersingkat hanya dalam beberapa menit dengan bantuan AI.

Keuntungannya, penanganan krisis bisa menjadi lebih cepat dan pemantauan sentimen publik berjalan secara real-time.

Membuat Konten Berbasis AI

Pembuatan press release, pitch, dan media outreach sering kali memakan banyak waktu bagi PR.

Teknologi menulis berbasis AI seperti Jasper AI, Copy.ai, dan Writesonic dapat membuat konten tertulis berkualitas tinggi dalam hitungan detik.

PR di masa depan
Teknologi menulis berbasis AI dapat membuat konten tertulis berkualitas tinggi dalam hitungan detik. (Foto oleh Freepik)

Alat-alat ini mengandalkan basis data informasi yang luas seperti postingan blog, deskripsi produk, dan press release untuk membuat konten berkualitas tinggi hanya dalam hitungan detik.

Seiring AI terus berkembang, kemampuannya dalam menyempurnakan bahasa juga makin baik, sehingga konten lebih optimal dan mudah dibagikan ke berbagai platform.

Mengutip Agility PR, AI bisa membuat variasi press release atau postingan blog yang disesuaikan dengan target audiens, dengan memanfaatkan insight dari interaksi sebelumnya dengan audiens yang serupa.

AI juga bisa menganalisis tren bahasa dan mengoptimalkan konten untuk SEO, memastikan konten menjangkau audiens yang lebih luas dan menghasilkan engagement yang lebih tinggi.

Tantangan AI bagi PR di Masa Depan

Meski AI membawa banyak manfaat bagi industri PR, penggunaannya tidak lepas dari tantangan yang perlu diantisipasi, di antaranya:

Dilema Etika

PR di masa depan
PR harus memastikan AI digunakan secara etis dan transparan. (Foto oleh Freepik)

Penggunaan AI dalam PR di masa depan bisa menimbulkan dampak secara etika.

PR harus memastikan AI digunakan secara etis dan transparan, karena kesalahan dapat merusak reputasi brand serta mengurangi kepercayaan publik.

AI hanya sebagus mengolah data yang digunakan untuk melatihnya. Jika data ini bias, maka AI akan mereplikasi dan memperkuat bias dari data tersebut.

Dengan sistem AI yang mengandalkan data, isu privasi juga menjadi tantangan besar.

Brand perlu transparan bagaimana cara tim PR mengumpulkan dan menggunakan data audiens.

Publikasi konten oleh AI bisa memanipulasi audiens seperti misinformasi jika tidak diawasi dengan baik.

Oleh sebab itu, keseimbangan pemanfaatan AI dan tanggung jawab oleh manusia menjadi kunci dalam menghadapi tantangan etis di era AI.

Risiko Menurunnya Kreativitas

Industri PR bergantung pada kreativitas, empati, dan hubungan antar manusia.

Ketergantungan berlebihan pada AI bisa mengurangi sentuhan manusia dalam membuat konten.

PR di masa depan
PR bergantung pada kreativitas, empati, dan hubungan antar manusia. (Foto oleh Freepik)

AI cenderung menghasilkan konten yang sistematis, tetapi kurang memiliki human touch dan kreativitas yang mampu menyentuh emosional pembaca.

PR bisa memanfaatkan AI untuk menulis artikel dengan mengotomatiskan pekerjaan yang lebih teknis.

Namun, tetap berikan ruang bagi ide-ide segar yang datang dari pemikiran sisi humanis.

Mengutip Smart Vision, kualitas tulisan AI bergantung dari data yang terkumpul. Jika data tersebut bias, maka analisis AI juga dapat keliru.

Kesimpulan

Peran AI di industri PR di masa depan tidak dapat dihindari.

Teknologi ini mempercepat media monitoring, analisis sentimen, penanganan krisis hingga pembuatan konten berbasis AI.

Meskipun AI bisa membantu industri PR, terdapat pula tantangan seperti dilema etika serta risiko menurunnya kreativitas dan sentuhan manusia.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?