Whistleblower atau saksi pelapor kerap berperan penting dalam membocorkan suatu informasi terkait sebuah kasus.
Informasi ini biasanya menyangkut dugaan pelanggaran hukum, penyalahgunaan wewenang, korupsi, maupun bentuk kecurangan lain yang terjadi di sebuah institusi.
Salah satu kasus bersejarah yang melibatkan peran whistleblower dalam jurnalisme adalah skandal Watergate.
Hampir semua informasi yang dialporkan dua wartawan Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein berasal dari sumber anonim yang mereka sebut Deep Throat.
Hingga lebih dari tiga dekade setelah skandal itu diberitakan, sumber itu terungkap sebagai W Mark Felt, mantan Direktur Asosiasi FBI.
Bagaimana peran whistleblower dalam mengungkap kebenaran? RadVoice Indonesia menjelaskannya untuk Anda sebagai berikut.

Apa Itu Whistleblower?
Whistleblower adalah saksi pelapor yang tidak terlibat dalam kejahatan yang dilaporkan.
Mengutip Fortune Indonesia, saksi pelapor ini mendapat perlindungan hukum dan tak bisa dibalas oleh pemberi kerja atau perusahaan yang dilaporkan.
Meski faktanya, mereka kerap mendapat ancaman hingga intimidasi.
Di Indonesia, pentingnya peran saksi pelapor ini membuat lembaga penega hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian, kejaksaan, hingga Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) memiliki layanan aduan sebagai whistleblower.
Mengapa Whistleblower Penting?
Selain membongkar kejahatan yang tersembunyi dalam suatu institusi, terdapat beberapa alasan mengapa peran whistleblower penting menurut Adco Law.
Mencegah Kerugian yang Lebih Besar
Dengan melaporkan dugaan pelanggaran atau potensi kejahatan sejak dini, saksi pelapor dapat membantu mencegah dampak kerugian yang lebih luas secara hukum, finansial, hingga reputasi.
Misalnya: pelaporan terhadap dugaan korupsi proyek pembangunan jembatan bisa menghentikan aliran dana sebelum kerugian bertambah besar.
Meningkatkan Akuntabilitas
Whistleblower mendorong transparansi dan bentuk tanggung jawab dalam sebuah institusi.
Berbeda dengan proses audit yang biasanya dilakukan dari pihak eksternal dan lebih formal, saksi pelapor ini kerap mengetahui langsung dugaan penyimpangan atau penyalahgunaan yang terjadi dalam sistem.
Mendukung Penegakan Hukum
Peran saksi pelapor ini dapat memberikan informasi dan bukti yang diperlukan ke lembaga penegak hukum untuk menyelidiki dugaan kejahatan yang terjadi.

Peran Whistleblower dalam Jurnalisme
Whistleblower berperan penting dalam laporan investigasi di media massa. Mereka sering menjadi sumber awal pada informasi yang selama ini disembunyikan dari publik.
Berbekal data, dokumen, atau kesaksian langsung, saksi pelapor ini akan memberikan gambaran awal kepada jurnalis tentang dugaan penyimpangan, pelanggaran hukum, atau praktik korupsi dalam sebuah institusi.
Kerja sama keduanya dinilai sangat penting terutama dalam membongkar kasus-kasus yang melibatkan kepentingan besar.
Selain skandal Watergate, kasus Panama Papers yang dilaporkan jurnalis dari berbagai negara dalam menelusuri aliran dana ilegal tak lepas dari peran penting whistleblower.
Mengutip Harian Kompas, saksi pelapor ini biasanya berawal dari konsumen berita, sama seperti orang lain.
Mereka dianggap memahami cara kerja dan nilai-nilai dalam jurnalisme sehingga membuat mereka yakin untuk melaporkan informasi penting terkait institusi tempat mereka bekerja.
Mereka cenderung memilih media yang mampu menjaga kerahasiaan identitas serta dapat menyampaikan informasi atau data secara akurat dan bertanggung jawab.
Apa Saja yang Dilaporkan Whistleblower?
Berdasarkan pedoman whistleblowing system yang diterbitkan oleh Transparency International Indonesia, terdapat tiga jenis kasus kejahatan yang dapat dilaporkan oleh saksi pelapor sebagai berikut.
Kasus Korupsi
Kasus ini dapat yang sudah terjadi maupun masih dugaan. Informasi yang disampaikan berlaku untuk saksi pelapor untuk lembaga KPK, kepolisian, dan kejaksaan.
Pelanggaran Kode Etik dan Perilaku Pegawai
Pelaporan ini berlaku untuk semua lembaga, baik penegak hukum maupun kementerian atau lembaga non-penegak hukum
Ancaman terhadap Pelapor
Informasi berupa ancaman kepada pelapor perlu disampaikan, khususnya di lembaga seperti KPK, kepolisian, kejaksaan, dan LPSK untuk menentukan bentuk perlindungan yang diberikan.
Jika ancaman masih bersifat potensial, maka langkah yang diambil adalah pencegahan.
Namun jika ancaman sudah terjadi, maka perlindungan dapat dengan menempatkan pelapor di rumah aman, memberikan pendampingan psikologis, dan langkah lainnya yang sesuai.
Bagaimana Mereka Melaporkan?
Terdapat sejumlah tahapan yang dapat diikuti saat whistleblower ingin melaporkan dugaan penyimpangan yang mereka temui. Berikut beberapa tahapannya.
Format Pelaporan Pengaduan
Lembaga seperti KPK, kepolisian, kejaksaan biasanya menyediakan format pelaporan pengaduan yang mudah diisi dan diakses.
Pelaporan ini memuat identitas pelapor, peristiwa yang terjadi, tempat dan waktu kejadian, dugaan pelaku dan jabatannya, modus operandi, hingga dugaan kerugian negara.
Merahasiakan Identitas Pelapor
Lembaga harus menjamin anonimitas pelapor dengan menjamin perlindungan agar informasi yang disampaikan tidak bocor.

Pemeriksaan Substansi Laporan
Setiap laporan yang masuk wajib diterima dan ditindaklanjuti. Laporan kemudian akan ditelaah.
Jika diterima, laporan didalami melalui pengumpulan data-data lainnya, investigasi, dan komunikasi dengan pelapor.
Prosedur penerimaan dan pemeriksaan laporan harus didukung dengan ketentuan dan mempunyai jangka waktu penanganan.
Penilaian dan Analisis Risiko
Dalam proses penanganan laporan, pelapor mendapatkan hak-hak sebagai saksi dan pelapor sesuai Undang-undang.
Keamanan Data dan Informasi
Perlindungan keamanan data maupun informasi dilakukan secara tertutup dan file digital juga harus terlindungi.
Kesimpulan
Whistleblower berperan penting membongkar pelanggaran atau kejahatan tersembunyi di sebuah institusi.
Untuk melaporkan temuannya, saksi pelapor ini dapat mengadukan ke lembaga berwenang seperti KPK, kejaksaan, maupun kepolisian yang biasanya menyediakan format pelaporan tertentu.
Laporan nantinya akan diperiksa dan dijamin keamanannya.
Keberadaan mereka juga perlu dilindungi karena berpotensi terkena ancaman apabila menyampaikan informasi penting.