Menyaring Banjir Informasi di Era Citizen Journalism

citizen journalism

Di era digital saat ini, siapa pun dengan ponsel pintar dan internet bisa menjadi jurnalis di dalam ekosisten citizen journalism atau jurnalisme warga.

Melalui citizen journalism, masyarakat biasa bisa ikut berkontribusi menyebarkan informasi melalui media sosial, blog, video, atau platform digital lainnya.

Di satu sisi, keberadaan jurnalisme warga ini memperluas akses terhadap informasi dan memperkaya sudut pandang.

Namun di sisi lain, kita dihadapkan pada banjir informasi yang tidak semuanya dapat dipercaya.

Kondisi ini membuat kemampuan untuk menyaring informasi menjadi sangat penting.

Di tengah derasnya arus konten yang berseliweran setiap detik, bagaimana kita bisa membedakan antara fakta dan opini, antara kebenaran dan hoaks?

Simak ulasan RadVoice Indonesia berikut ini.

citizen journalism

Sisi gelap citizen journalism, banjir informasi yang tidak semuanya dapat dipercaya. (Foto oleh Freepik)

Baca juga: 3 Tips Membuat Struktur Artikel, Ternyata Mudah!

Citizen Journalism: Pedang Bermata Dua

Citizen journalism muncul sebagai respons terhadap kebutuhan publik akan informasi yang cepat, langsung, dan terkadang lebih dekat dengan peristiwa daripada media arus utama.

Banyak peristiwa penting, mulai dari bencana alam hingga unjuk rasa sosial pertama kali diketahui publik luas berkat rekaman warga yang viral di media sosial.

Namun citizen journalism juga memiliki kelemahan mendasar, yaitu minimnya proses verifikasi.

Praktik mereka berbeda dengan jurnalisme profesional yang melewati proses editorial, cek fakta, dan kode etik jurnalistik.

Konten yang dibuat oleh warga cenderung mentah dan subjektif. Ini bisa membuka celah untuk misinformasi, bahkan disinformasi.

Lebih lanjut, algoritma media sosial turut memperparah situasi.

Platform seperti Facebook, X (sebelumnya Twitter), dan TikTok mengedepankan konten yang paling menarik perhatian, bukan yang paling akurat.

Informasi yang sensasional, penuh emosi, atau provokatif lebih mungkin viral, meski belum tentu benar.

Cara Menyaring Informasi secara Mandiri

Meski demikian, setiap individu tetap perlu membekali diri dengan keterampilan menyaring informasi.

Kebiasaan ini akan meminimalisir kesalahpahaman akibat berita dari citizen journalism yang belum diverifikasi kebenarannya.

Berikut beberapa langkah sederhana yanng dapat diikuti namun tetap efektif.

Periksa Sumbernya

Cek apakah informasi berasal dari sumber yang kredibel. Apakah media tersebut punya rekam jejak jurnalistik yang baik? Jika dari akun media sosial, siapa pemiliknya?

Di era citizen journalism saat ini, sebuah informasi bisa dianggap betul oleh sekelompok orang.

Terlebih apabila kabar tersebut datang dari seseorang dengan jumlah pengikut besar di media sosialnya, seperti influencer.

Padahal belum tentu informasi itu benar dan juga penting untuk kita konsumsi.

Bila isinya dirasa tidak relevan dengan apa yang harus kita ketahui, sebaiknya abaikan.

citizen journalism
Di era citizen journalism saat ini, sebuah informasi bisa dianggap valid oleh sekelompok orang. (Foto oleh Freepik)

Baca Lebih dari Judul

Banyak hoaks tersebar karena orang hanya membaca judul tanpa memahami isi.

Judul bisa dibuat provokatif agar clickbait. Bacalah seluruh konten sebelum menyimpulkan.

Di sini, kemauan untuk membaca informasi secara utuh diperlukan.

Judul sendiri bisa berbanding terbalik dengan isi dari sebuah berita. Ini yang sering kali pembaca terkecoh dan ikut tersulut emosinya.

Baca juga: 3 Tips Menghindari Artikel Clickbait, Selalu Perhatikan Judulnya!

Cek Fakta di Situs Terpercaya

Gunakan situs pemeriksa fakta. Banyak hoaks yang sebenarnya sudah diklarifikasi namun tetap beredar.

Situs berita resmi atau situs lembaga resmi pemerintah dan organisasi masyarakat bisa dicek untuk memastikan kebenaran informasi yang kita terima.

Waspadai Foto dan Video yang Dimanipulasi

Tidak semua gambar mencerminkan kenyataan.

Foto lama bisa digunakan kembali dengan narasi baru. Gunakan fitur pencarian gambar terbalik (reverse image search) untuk memeriksa keasliannya.

Selain itu, kecanggihah dari kecerdasan buatan (AI), sudah mampu membuat suatu video narasi mirip pemeran asli manusia.

Isinya mulai dari informasi hingga ujaran kebencian yang viral di Instagram.

Jangan Asal Sebar

Ketika informasi juga membanjiri masuk di gawai kita, pilihan terbaik adalah diamkan dan tidak asal sebar.

Tunda sejenak, cari referensi lain, dan berpikir kritis.

Lebih baik terlambat menyebarkan informasi benar daripada cepat menyebarkan kebohongan.

citizen journalism

Publik harus belajar menyaring informasi dalam mengonsumsi citizen journalism. (Foto oleh KamranAydinov/Freepik)

Baca juga: 5 Manfaat Menggunakan Infografik Sebagai Strategi Konten

Peran Penting Platform Verifikasi

Untuk menjawab tantangan tersebut, kehadiran platform verifikasi informasi menjadi sangat krusial.

Kanal berita resmi berperan menyaring informasi, membantu masyarakat memilah mana yang fakta dan mana yang manipulatif.

Namun verifikasi bukan hanya tugas jurnalis atau lembaga tertentu, melainkan tanggung jawab bersama.

Melalui pelatihan, edukasi literasi digital, dan kolaborasi dengan komunitas lokal, budaya berpikir kritis dapat dikembangkan di masyarakat.

Pembaca juga bisa terlebih dulu mengecek kebenarannya di CekFakta.com, yang merupakan kolaboratif pengecekan fakta oleh Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen), dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

Selain itu juga ada situs web FactCheck.org yang memverifikasi kebenaran klaim politik dan publik.

Pembaca juga dapat langsung mengecek di Google Fact Check, situs web untuk menyaring kebenaran informasi yang disajikan di media sosial dan media online. 

Kesimpulan

Era citizen journalism adalah kenyataan yang tak terhindarkan. Kita tidak bisa kembali ke masa ketika hanya segelintir media yang menjadi sumber informasi.

Namun kita bisa menciptakan ekosistem yang lebih sehat, di mana setiap warga menjadi konsumen dan produsen informasi yang bertanggung jawab.

Jadikan teknologi sebagai alat untuk memperkuat demokrasi informasi, bukan menghancurkannya.

Karena di tengah banjir data, suara yang jernih akan selalu menemukan jalannya.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?