Menulis berita terjemahan merupakan salah satu cara efektif untuk menghadirkan isu global ke hadapan pembaca lokal.
Namun, proses ini tidak sekadar menerjemahkan kata demi kata. Apabila tidak dilakukan dengan cermat, berbagai kesalahan dapat muncul dan pada akhirnya memengaruhi kualitas berita dan kredibilitas media.
RadVoice Indonesia akan membahas kesalahan umum dalam menulis berita terjemahan, dampak yang dapat ditimbulkan, serta langkah-langkah praktis untuk menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Menulis Berita Terjemahan
Beberapa kesalahan sering kali terjadi saat proses menerjemahkan berita, baik karena terburu-buru, kurang memahami konteks, maupun terlalu bergantung pada satu sumber.
Menerjemahkan Secara Harfiah Tanpa Memahami Makna
Salah satu kesalahan paling umum dalam menulis berita terjemahan adalah menerjemahkan secara harfiah, yaitu mengalihbahasakan kalimat demi kalimat tanpa memahami konteks keseluruhan.
Dalam artikel yang dimuat oleh English to Spanish Raleigh, dijelaskan bahwa terjemahan harfiah sering kali melewatkan idiom atau ungkapan khas yang tidak bisa diterjemahkan begitu saja.
Baca Juga: Menulis Berita Terjemahan: Antara Adaptasi dan Copy-Paste
Apabila dipaksakan, hasilnya bisa terdengar janggal atau malah menyesatkan bagi pembaca.
Misalnya, kalimat “He’s throwing shade at his co-star” jika diterjemahkan secara harfiah menjadi “Dia melempar bayangan ke lawan mainnya”, jelas akan membingungkan pembaca karena konteks idiomatisnya tidak dipahami dengan benar.

Mengandalkan Satu Sumber Tanpa Verifikasi
Kesalahan fatal lain yang sering ditemukan adalah mengandalkan satu sumber saja tanpa melakukan verifikasi.
Banyak berita terjemahan yang hanya mengutip dari satu media asing, bahkan dari media sosial, tanpa melakukan pengecekan silang atau konfirmasi lebih lanjut.
Menurut Thaonco, praktik ini sangat berisiko dalam konteks jurnalisme karena dapat menurunkan kredibilitas media dan membahayakan akurasi informasi.
Terlebih lagi jika berita yang dikutip ternyata sudah diperbarui atau dibantah, namun masih digunakan sebagai referensi utama dalam artikel terjemahan.
Tidak Memperhatikan Konteks Budaya
Kesalahan lain yang cukup sering terjadi dalam menulis berita terjemahan adalah tidak menyesuaikan isi berita dengan latar belakang budaya pembaca lokal.
Kalimat atau pernyataan yang terdengar biasa saja di negara asal bisa menimbulkan tafsir berbeda ketika dibaca di Indonesia.
Contohnya, dalam sebuah wawancara, artis Hollywood mengatakan, “I’m proud to be a self-made millionaire.” Dalam konteks budaya Barat, kalimat ini bisa dianggap sebagai bentuk motivasi atau pencapaian pribadi.
Tapi kalau diterjemahkan secara langsung tanpa penyesuaian konteks, bisa terdengar seperti pamer kekayaan atau kurang empati terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat lokal.

Tanpa memahami nuansa budaya seperti ini, berita yang Anda sajikan dapat terasa tidak sensitif, bahkan menimbulkan reaksi negatif dari pembaca.
Itulah mengapa penting untuk melihat lebih jauh dari sekadar kata-kata, dan mempertimbangkan bagaimana pesan itu akan diterima oleh audiens di sini.
Baca Juga: 3 Alasan Terjemahan Manusia Lebih Baik Dibandingkan Terjemahan Mesin
Dampak Negatif dari Kesalahan dalam Berita Terjemahan
Kesalahan dalam berita terjemahan bukan hanya soal penggunaan bahasa yang kurang tepat, tapi juga berisiko menimbulkan konsekuensi yang lebih serius.
Menyesatkan Pembaca
Terjemahan yang kurang akurat dapat menyebabkan kesalahpahaman di kalangan pembaca, terutama bila menyangkut isu-isu sensitif seperti konflik, kesehatan, atau kebijakan publik.
Menurunkan Kredibilitas Media
Kekeliruan dalam penyampaian informasi dapat membuat media kehilangan kepercayaan dari pembacanya. Sekali pembaca meragukan akurasi berita, mereka cenderung enggan kembali.
Memicu Permasalahan Hukum
Berita yang dianggap mencemarkan nama baik, mengandung unsur fitnah, atau melanggar etika jurnalistik dapat menimbulkan masalah hukum bagi perusahaan media.
Cara Menghindari Kesalahan dalam Menulis Berita Terjemahan
Untuk menghasilkan berita terjemahan yang akurat dan relevan, berikut beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan oleh jurnalis:
Pahami Konteks Sebelum Mulai Menerjemahkan
Jangan hanya fokus pada kalimat secara teknis. Baca dan pahami konteks berita secara keseluruhan, termasuk siapa yang berbicara, isu apa yang dibahas, dan dalam situasi seperti apa pernyataan itu muncul.
Tips: Bandingkan dengan laporan dari media terpercaya lainnya untuk memperkaya perspektif.

Gunakan Bahasa yang Sesuai dengan Pembaca Lokal
Apabila menemukan istilah asing atau konsep yang tidak umum di Indonesia, berikan penjelasan tambahan atau konversi ke istilah yang lebih familiar.
Sebagai contoh: istilah seperti “college freshman” dapat diganti dengan “mahasiswa tahun pertama” agar lebih mudah dipahami.
Baca Juga: 3 Tips Terjemahan Artikel Inggris-Indonesia Secara Akurat
Cantumkan Sumber Asli Secara Jelas
Selalu menyebutkan sumber utama atau tautan berita asal merupakan bentuk transparansi yang penting, dan membantu pembaca yang ingin mencari informasi lebih lanjut.
Hindari Tergesa-gesa dalam Proses Editing
Meski kecepatan penting dalam dunia jurnalistik, kualitas tetap harus dijaga. Luangkan waktu untuk mengecek kembali hasil terjemahan, terutama untuk hal-hal sensitif.

Lakukan Verifikasi Fakta Mandiri
Periksa ulang keakuratan fakta, terutama jika berita berasal dari media sosial atau blog pribadi. Pastikan informasi yang disampaikan sudah tervalidasi oleh sumber terpercaya.
Kesimpulan
Menulis berita terjemahan membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan bahasa.
Kesalahan seperti terjemahan harfiah, pengabaian konteks budaya, atau ketergantungan pada satu sumber dapat menyesatkan pembaca dan merusak kredibilitas media. Akurasi dan sensitivitas menjadi kunci.
Penting juga untuk memahami konteks, menyesuaikan bahasa agar sesuai audiens lokal, mencantumkan sumber asli, serta memverifikasi fakta sebelum publikasi. Langkah-langkah ini membantu memastikan berita terjemahan tetap relevan dan dapat dipercaya.