Elisa Valenta Berbagi Cerita Sebagai Koresponden Media Singapura

koresponden elisa valenta

Menjadi koresponden untuk media asing tentu memiliki tantangan dan pendekatan yang berbeda dengan media nasional.

Tak hanya dari gaya bahasa, tapi juga sudut pandang hingga kebutuhan pembaca yang lebih beragam. 

Berbekal pengalaman sebagai jurnalis sejak 2014 di sejumlah media seperti CNN Indonesia, Beritagar, hingga Forbes Indonesia, Elisa Valenta kini menjadi koresponden The Business Times, media yang berbasis di Singapura. Ia fokus menulis isu-isu ekonomi dan bisnis di Indonesia. 

RadVoice Indonesia berbincang dengan Elisa terkait pengalamannya sebagai koresponden The Business Times. Berikut selengkapnya.  

Pengalaman Elisa Valenta Sebagai Koresponden Indonesia

Pengalaman Elisa sebagai koresponden bermula ketika The Business Times membutuhkan koresponden Indonesia yang lowongannya dibagikan melalui LinkedIn. 

Syaratnya: kemampuan menulis dalam bahasa Inggris dan kuat dalam analisis, yang memang krusial dalam jurnalisme ekonomi dan bisnis. 

Tiga bulan kemudian, Elisa dihubungi untuk proses seleksi lebih lanjut, hingga akhirnya ia memulai perjalanan barunya sebagai koresponden. 

koresponden elisa valenta
Elisa saat meliput di IKN. Ia sebelumnya bekerja di CNN Indonesia, Beritagar, dan Forbes Indonesia. (Foto oleh Elisa Valenta)

Memilah Isu Ekonomi dan Bisnis

Dalam memilah isu ekonomi dan bisnis di Indonesia yang layak dipublikasikan di The Business Times, Elisa fokus pada tiga aspek utama: relevansi bagi investor asing, dampak terhadap pasar, dan nilai strategis dalam lanskap ekonomi regional.

Menurutnya, Singapura merupakan sumber investasi asing terbesar di Indonesia, sehingga memiliki relevansi yang signifikan terhadap berbagai perkembangan ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia.

Baca juga: 5 Contoh Lead Berita yang Menarik Perhatian Pembaca

Selain itu, hubungan erat antara kedua negara membuat setiap perubahan kebijakan di Singapura maupun Indonesia berpotensi memengaruhi dinamika bisnis dan investasi di kawasan.

“Berita yang berkaitan dengan infrastruktur, properti, energi, komoditas, dan ekonomi digital sangat menarik bagi pembaca The Business Times, terutama karena sektor-sektor ini memiliki dampak besar terhadap perekonomian Indonesia,” jelasnya.

Dinamika politik di Indonesia, lanjut Elisa, juga menarik bagi pembaca di Singapura. Koleganya di kantor selalu antusias saat mendengar perkembangan politik di tanah air. 

“Menurut mereka, politik di Singapura sangat stabil dan cenderung monoton, sehingga gejolak politik di negara tetangga menjadi perhatian tersendiri,” tuturnya.

Sudut Pandang Pemberitaan

Pembaca The Business Times sebagian besar terdiri dari investor dan pengambil keputusan yang membutuhkan informasi akurat dan relevan untuk mendukung strategi bisnis dan investasi mereka.

Saat menulis berita, Elisa perlu menyesuaikan perspektif yang sama, yakni dengan melihat suatu peristiwa atau kebijakan dari sudut pandang mereka, memahami dampaknya terhadap pasar, serta menyajikan analisis yang mendalam dan bernilai bagi audiens tersebut.

koresponden elisa valenta
Sebagai koresponden media asing, Elisa perlu menyesuaikan perspektif yang sama, yakni dengan melihat suatu peristiwa atau kebijakan dari sudut pandang mereka. (Foto oleh Elisa Valenta)

Menurut Elisa, pembaca asing jarang tertarik pada isu domestik yang terlalu mikro dan teknis. Misalnya, kebijakan Kementerian Kesehatan yang menaikkan tarif BPJS Kesehatan sebesar 15% pada 2026 dan menghapus kelas layanan untuk mengurangi beban finansial BPJS.

“Bagi media lokal, isu ini menarik untuk dikupas, terutama dalam melihat kinerja keuangan BPJS yang terus merugi hingga pemerintah harus menaikkan iuran. Tapi bagi pembaca asing, topik ini mungkin kurang relevan,” katanya.

Namun, jika dianalisis dengan sudut pandang yang lebih luas, kenaikan tarif BPJS dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat.

Inflasi yang meningkat bisa menjadi indikator kapan Bank Indonesia perlu menyesuaikan suku bunga. Ini merupakan kebijakan yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar dan investor global.

“Dengan pendekatan ini, berita lokal dapat memiliki relevansi yang lebih besar bagi audiens global,” katanya.

Menulis Berita Ekonomi untuk Pembaca Global

“Numbers tell facts, and context matters,” ucap Elisa.

Tak dapat dipungkiri, berita ekonomi dan bisnis erat kaitannya dengan angka-angka serta istilah kompleks dan mungkin kurang familiar bagi pembaca awam. 

Tantangan ini semakin besar ketika berita tersebut berasal dari negara dengan sistem dan lanskap ekonomi yang belum sepenuhnya para pembaca pahami.

“Angka dan statistik berperan penting dalam memperjelas dampak ekonomi, tetapi harus disajikan secara ringkas dan relevan agar mudah dipahami,” ungkapnya.

Baca juga: Bagaimana Jurnalis Bisnis Indonesia Wibi Pangestu Pratama Mengolah Data Ekonomi dalam Berita

Salah satu cara efektif adalah menghubungkan isu ekonomi Indonesia dengan tren global atau regional, sehingga lebih kontekstual bagi pembaca asing.

Misalnya, saat membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia, bandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. 

Menurut Elisa, perbandingan ini membantu pembaca mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai posisi Indonesia dalam perekonomian regional dan daya saingnya di pasar global.

Tantangan Menjadi Koresponden Media Asing

Sepengalaman Elisa, meyakinkan narasumber untuk menerima permohonan wawancara dari media asing tidak selalu mudah.

“Banyak narasumber enggan diwawancarai begitu mengetahui saya berasal dari media asing. Alasan pastinya tidak selalu jelas, tetapi kemungkinan mereka khawatir terhadap eksposur yang lebih luas,” ucapnya. 

Meski demikian, Elisa tetap berusaha meyakinkan para narasumber dan menegaskan bahwa ia tak memiliki kepentingan apa pun selain mencari fakta dan informasi. 

koresponden elisa valenta
Ilustrasi. Sejumlah narasumber disebut enggan diwawancarai saat mengetahui Elisa berasal dari media asing. (Foto oleh Freepik)

Selain persoalan narasumber, perubahan kebijakan yang terjadi dengan cepat merupakan tantangan lainnya.

“Bisa saja hari Senin pemerintah bilang A, tapi besoknya bilang B. Tentunya ini membingungkan pelaku pasar dan investor,” jelasnya.

Baca juga: Bagaimana Komunikasi Publik Pemerintah Merespons Tren #kaburajadulu

Dinamika ini, kata Elisa, menuntutnya untuk selalu sigap dalam memberitakan setiap perkembangan. Pasalnya, pelaku pasar membutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menentukan langkah dan keputusan mereka.

Ia pun juga memantau pergerakan kompetitor agar dapat memberitakan negara tempatnya bertugas dengan lebih efektif.

Tujuannya bukan untuk meniru apa yang dilakukan orang lain, tetapi justru untuk memperkaya keterampilan dan teknik dalam menyajikan berita yang lebih tajam, relevan, dan bernilai bagi pembaca.

Kesimpulan

Sebagai koresponden The Business Times yang berbasis di Singapura, Elisa perlu melakukan pendekatan yang berbeda dalam melaporkan hasil liputannya.

Ia fokus pada tiga aspek utama yakni relevansi bagi investor asing, dampak terhadap pasar, dan nilai strategis dalam lanskap ekonomi regional.

Elisa juga menyesuaikan sudut pandang pemberitaan yakni dengan melihat suatu peristiwa dari sudut pandang mereka, memahami dampaknya terhadap pasar, serta menyajikan analisis yang mendalam dan bernilai bagi audiens tersebut.

Ia juga selalu berupaya menghubungkan isu ekonomi Indonesia dengan tren global atau regional, sehingga lebih relevan bagi pembaca asing.

Wawancara dengan Elisa Valenta dilakukan pada Jumat, 28 Maret 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?