Strategi Branding Sirup Marjan: Rahasia di Balik Ikon Ramadan yang Selalu Dinanti

strategi branding sirup marjan

Strategi branding sirup Marjan berhasil menjadikannya merek sirup yang identik dengan bulan Ramadan. 

Setiap iklan sirup Marjan muncul di berbagai platform, Anda pasti akan langsung mengenali bahwa momen Ramadan sudah dekat.

Setelah konsisten dengan konsep cerita rakyat, tahun ini Marjan mengusung genre fiksi ilmiah alias sci-fi dalam iklan terbarunya.

Lalu, bagaimana strategi branding sirup Marjan hingga berhasil menjadi ikon Ramadan tiap tahun?

Strategi Branding Sirup Marjan 

RadVoice Indonesia telah merangkum strategi sirup Marjan dalam mengemas branding sebagai minuman khas di bulan Ramadan. Berikut selengkapnya.   

Seasonal Campaign

Sirup Marjan menerapkan seasonal campaign atau strategi yang memanfaatkan periode tertentu, dalam hal ini adalah momen Ramadan. 

Dikutip dari Binus University, strategi ini bertujuan untuk merancang kampanye yang relevan dengan tema musiman tersebut, sehingga dapat menarik perhatian hingga memperkuat hubungan emosional dengan konsumen.  

strategi branding sirup marjan
Seasonal campaign merujuk pada strategi kampanye yang memanfaatkan periode tertentu
seperti bulan Ramadan. (Foto: Freepik)

Selain pada bulan Ramadan, seasonal campaign biasanya juga diterapkan sejumlah brand dalam perayaan-perayaan khusus seperti Lebaran, Natal, pertengahan tahun, dan akhir tahun. 

Dalam hal ini, sirup Marjan memanfaatkan momen Ramadan dengan menyajikan iklan bergaya storytelling setiap tahun.

Kemunculannya yang konsisten membuat Marjan akhirnya menjadi bagian dari tradisi Ramadan di Indonesia. 

Storytelling dalam Iklan

Marjan selalu memiliki konsep dan tema iklan yang menarik dalam strategi branding produknya. Dengan gaya storytelling, Marjan mengusung konsep iklan series sejak tahun 2014. 

Dikutip dari IDN Times, pada tahun 2018-2019, Marjan mulai menggunakan tema cerita rakyat dalam iklannya. Saat itu, salah satu iklan yang cukup ikonik bertema cerita Timun Emas dan Buto Ijo. 

Baca juga: Mengenal Storytelling dalam PR: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Kemudian pada 2020-an, Marjan berkembang dengan menggunakan efek visual yang terlihat canggih dalam iklannya. Efek ini disebut-sebut mampu menciptakan pengalaman visual yang mirip dengan film layar lebar. 

strategi branding sirup marjan
Dengan gaya storytelling, Marjan mengusung konsep iklan series sejak tahun 2014. (Foto: Freepik)

Iklan-iklan yang dihadirkan Marjan tiap tahun itu tak hanya mempromosikan produk, tapi juga mengunggulkan strategi branding dengan narasi yang memikat dan berbeda. 

Hasilnya, iklan Marjan pun selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi konsumen. Tak sekadar promosi, iklan ini menjadi pengalaman yang menggugah emosi dan melibatkan konsumen.  

Brand Positioning Sebagai Minuman Berbuka

Anjuran untuk berbuka dengan yang manis membuat sirup Marjan sebagai menu wajib selama bulan Ramadhan. 

Marjan memperkuat strategi branding ini dengan menyajikan banyaknya iklan di TV dan digital sejak menjelang bulan suci itu. 

Dengan frekuensi tayangan yang tinggi, konsumen secara otomatis akan langsung mengasosiasikan Ramadan dengan Marjan. 

Dominasi di Pasar

Jauh sebelum Ramadan, sirup Marjan telah membanjiri pasar dengan produk mereka. Distribusinya pun luas, mulai dari supermarket besar, hingga warung kecil. 

Penempatan produknya pun sengaja diletakkan di tempat-tempat yang langsung terlihat dan mudah dijangkau konsumen. 

Baca juga: 3+ Tips Membuat Copywriting Makanan yang Efektif

Biasanya mereka juga menerapkan harga diskon atau promo bundling dengan makanan berbuka. 

Dengan strategi branding ini, Marjan tak hanya dikenal sebagai minuman berbuka, tapi juga pilihan utama karena ketersediaannya yang melimpah. 

Adaptasi Tren

Sirup Marjan berhasil mempertahankan dominasinya sebagai ikon Ramadan karena konsisten dan terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. 

Hal ini terlihat dari evolusi iklan yang disajikan sejak tahun 2000-an. Saat itu iklan Marjan masih bergaya simpel menampilkan keluarga yang berbuka puasa dengan sirup Marjan.

Namun pada 2010-an, Marjan mulai mengadopsi gaya storytelling yang menggambarkan nostalgia dan tradisi Ramadan. Tema yang diangkat saat itu berkaitan dengan mudik dan cucu yang pulang ke kampung kakeknya.

strategi branding sirup marjan
Sirup Marjan berhasil mempertahankan dominasinya sebagai ikon Ramadan
karena terus beradaptasi terhadap tren. (Foto: Freepik)

Mulai 2020-an, Marjan mulai mengeksplorasi konsep yang lebih artistik dan sinematik, seperti fantasi, mitologi, dan petualangan. 

Hingga pada 2025, Marjan mengusung tema sci-fi cyberpunk dengan elemen artificial intelligence (AI).  

Adaptasi tren ini juga dilakukan dengan memperbarui kemasan sirupnya menggunakan desain botol yang lebih modern. 

Selain itu, pilihan rasa yang unik dan beragam dari sirup Marjan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Mulai dari rasa sirup yang umum seperti jeruk, melon, cocopandan, hingga rasa pisang susu, moka, dan fruit punch. 

Kesimpulan

Strategi branding sirup Marjan lekat dengan konsep seasonal campaign atau kampanye musiman yang dilakukan tiap menjelang Ramadan. 

Kemunculan Marjan melalui iklan di setiap momen jelang Ramadhan membuatnya identik sebagai bagian dari tradisi di Indonesia. 

Hal ini didukung dengan konsep storytelling dalam iklan-iklannya. Hasilnya, iklan Marjan pun selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi konsumen.

Kekuatan brand positioning Marjan juga memperkuat strategi branding sebagai minuman berbuka. Tak heran jika kini merek sirup itu masih mendominasi pasar. 

Konsistensi dan adaptasi tren turut menjadi kunci dalam keberhasilan setiap kampanye Marjan. 

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?