Bagaimana Putri Utami Mengelola Media untuk Kampanye Lingkungan Greenpeace Indonesia

kampanye lingkungan putri utami greenpeace indonesia

Kampanye lingkungan menjadi salah satu upaya penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu ekologis. 

Theresia Budiarti Putri Utami, communications campaigner organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia, membagikan pengalamannya dalam menjalin hubungan dengan media demi meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu lingkungan.

Putri telah membantu mengelola hubungan dengan media bagi kampanye lingkungan Greenpeace Indonesia sejak Oktober 2022. Ia sebelumnya adalah jurnalis politik di Tempo selama lima tahun. 

Selama di Greenpeace Indonesia, Putri aktif terlibat dalam kampanye terkait isu-isu anti-oligarki, hutan, dan masyarakat adat.  

Kampanye Lingkungan Greenpeace Indonesia

RadVoice Indonesia telah mewawancarai Putri untuk mendalami perannya dalam mengelola hubungan dengan media untuk kampanye lingkungan Greenpeace Indonesia. Berikut selengkapnya.  

Bagaimana cara Anda menjalin hubungan dengan media untuk memastikan isu lingkungan mendapat sorotan?

“Isu lingkungan hidup dan iklim kadang masih dianggap sebagai isu yang rumit dan berjarak. Untuk mendapat sorotan, kami berusaha mengemas isu yang penting tersebut menjadi lebih relevan bagi publik. 

“Dalam mengemas isu, kami juga memperhatikan aspek-aspek news value. Misalnya, apakah ada orang terkenal (prominence) dalam pusaran isu tersebut, bagaimana dampak isu ke masyarakat banyak, aktualitas isu, human interest, dan lainnya.

kampanye lingkungan putri utami
Putri saat berada di Kampung Aiwat, Distrik Subur, Boven Digoel, Papua Selatan, pada September 2024. (Semua foto oleh Theresia Budiarti Putri Utami)

“Perihal menjalin hubungan dengan media, pertama-tama tim komunikasi perlu memahami ekonomi politik media terlebih dulu, baik secara umum maupun spesifik media yang ingin dituju. 

“Setiap media memiliki karakter, pendekatan, dan fokus tertentu. Ini yang kami petakan agar bisa memahami kebutuhan dan kecenderungan teman-teman media dalam meliput suatu isu, dalam hal ini isu lingkungan.

“Cara untuk membangun relasi bisa beragam, misalnya dengan mengundang rekan-rekan media ke pelbagai kegiatan seperti konferensi pers, media briefing, focus group discussion, media trip, media gathering, hingga pertemuan-pertemuan informal di kedai kopi. 

Perusahaan Anda ingin mengadakan media trip bagi jurnalis? Hubungi RadVoice sekarang. 

“Satu hal penting yang kami ingat betul adalah bahwa teman-teman jurnalis bukanlah penampung siaran pers semata.

“Beberapa dari mereka memerlukan informasi yang lebih dalam, data yang lebih lengkap dan kompleks, temuan lapangan, membantu jurnalis melengkapi kebutuhan visual seperti foto dan video, sehingga barangkali perlu ada kerja-kerja kolaborasi antara Greenpeace dan organisasi media.”

Apakah ada kriteria tertentu dalam memilih media?

“Pada dasarnya, makin banyak media yang mengangkat isu lingkungan hidup akan makin baik. Namun, tentu ada keterbatasan sehingga kami tidak bisa menjalin relasi semua rekan media. 

“Untuk itu, kami selalu melihat kembali media yang sekiranya perlu menjadi prioritas untuk dijangkau dengan menimbang isu spesifik yang sedang kami angkat. 

Baca juga: Bagaimana NGO Menulis Press Release yang Tayang di Media?

“Misalnya, ketika bicara tentang gugatan asap yang diajukan warga Sumatera Selatan di pengadilan Palembang, media-media yang berbasis di provinsi tersebut perlu menjadi prioritas. 

“Namun ketika isunya tentang proyek strategis pemerintah yang merusak lingkungan hidup, jangkauan medianya bisa lebih luas.”

Bagaimana cara Anda mengukur efektivitas publikasi di media terkait isu kampanye lingkungan?

“Kami menggunakan tools untuk memonitor bagaimana suatu publikasi muncul di media dan seperti apa sentimennya. 

“Selain itu, kami juga mengamati apakah publikasi tersebut memicu perbincangan di media sosial. 

Kampanye lingkungan Putri Utami
Putri membentangkan banner bersama masyarakat adat Knasaimos di tepian Sungai Klaogin, Distrik Seremuk, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, pada Mei 2024.

“Greenpeace biasanya mengukur efektivitas publikasi dari media reach atau coverage, bagaimana sentimennya, bagaimana publikasi tersebut memicu diskusi di platform lain, menuai respons dari pembuat kebijakan dan stakeholders lainnya, hingga berapa lama pemberitaan tersebut bergulir dan menjadi perbincangan.”

Bagaimana Anda memastikan media memahami isu yang ingin diangkat dalam kampanye lingkungan?

“Kami mengemas pesan-pesan komunikasi dengan jelas dan menarik. Cara paling mudah, misalnya, dengan mengemas siaran pers seperti berita langsung (straight news) yang ringkas, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami. 

“Dari pengalaman kami, ini membuat siaran pers lebih banyak dimuat oleh media massa. 

“Formula tersebut juga kami terapkan ketika menyiapkan talking points untuk konferensi pers, media briefing, wawancara khusus, maupun untuk konten-konten kami di media sosial. 

Kampanye lingkungan Putri Utami
Putri (paling kiri) saat memoderatori diskusi dalam siniar Ngobrol Lingkungan membahas Pilkada Jakarta dan Papua, November 2024.

“Pesan-pesan komunikasi yang kami publikasikan juga selalu melewati proses pemeriksaan atau penyuntingan berlapis agar tidak keliru.

“Kami juga terbuka untuk berdiskusi dengan teman-teman media. Juru kampanye, tim riset, maupun tim komunikasi Greenpeace kerap kali menerima teman-teman jurnalis yang datang untuk berdiskusi dan menggali data maupun isu lingkungan tertentu.”

Kesimpulan

Menurut Theresia Budiarti Putri Utami, terdapat beragam cara yang dapat dilakukan dalam mengelola hubungan media untuk kampanye lingkungan Greenpeace Indonesia. Mulai dari konferensi pers, media briefing, hingga media trip.

Putri juga menekankan pentingnya membuat siaran pers yang menarik bagi media dengan mengemasnya seperti berita langsung agar mudah dipahami. Cara ini biasanya lebih efektif sehingga menarik perhatian media untuk memuat isu-isu terkait kampanye lingkungan sebagai materi publikasi.  

Dari hasil publikasi tersebut, Greenpeace Indonesia akan mengukur efektivitasnya dalam menggunakan tools untuk memonitor bagaimana suatu publikasi muncul di media dan seperti apa sentimennya.

Wawancara dengan Theresia Budiarti Putri Utami dilakukan pada Rabu, 22 Januari 2025. Wawancara ini telah diedit agar lebih ringkas. 

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?