Bagaimana Jurnalis Bisnis Indonesia Wibi Pangestu Pratama Mengolah Data Ekonomi dalam Berita

mengolah data ekonomi Wibi Pangestu Pratama

Mengolah data ekonomi yang kompleks dan menyajikannya dalam format yang mudah dipahami oleh pembaca adalah tantangan besar bagi seorang jurnalis. Tidak terkecuali bagi Wibi Pangestu Pratama, jurnalis Bisnis Indonesia

Berbekal pengalamannya sebagai jurnalis ekonomi, Wibi telah berhasil mengolah informasi ekonomi yang rumit menjadi berita yang jelas dan mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

Cara Mengolah Data Ekonomi yang Kompleks 

Mengolah data ekonomi yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami adalah keterampilan penting bagi seorang jurnalis. 

Kepada RadVoice Indonesia, Wibi berbagi tips tentang cara menyajikan data ekonomi yang rumit dengan cara yang lebih mudah dimengerti.

Bagaimana Anda memulai mengolah data ekonomi, termasuk statistik, untuk menjadi berita yang bisa dipahami oleh audiens?

“Saya memperlakukan semua audiens dengan cara yang sama. Artinya, setiap berita harus bisa dibaca baik oleh audiens yang sudah familiar dengan istilah ekonomi maupun pembaca baru.

“Jadi, saya harus bisa menjelaskan semua istilah yang digunakan dalam berita, terutama istilah-istilah ekonomi yang mungkin tidak familiar.

“Misalnya, kalau kita bicara tentang inflasi, kita perlu menyederhanakan konsepnya dengan mengatakan bahwa inflasi itu adalah kenaikan harga secara umum.

“Begitu juga dengan resesi, yang perlu dijelaskan dengan konteks yang lebih luas, seperti indikator-indikator yang menunjukkan apakah ekonomi benar-benar sedang resesi atau tidak.

“Dalam membuat berita, saya berusaha memberikan penjelasan yang lengkap agar pembaca dapat memahami topik secara jelas.”

Menurut Wibi (dua dari kanan), mengolah data ekonomi untuk berita berarti menyederhanakan istilah-istilah kompleks agar bisa dipahami oleh audiens.
Menurut Wibi (kedua dari kanan), mengolah data ekonomi untuk berita berarti menyederhanakan istilah-istilah kompleks agar bisa dipahami oleh audiens. (Semua foto oleh Wibi Pangestu Pratama)

Bagaimana cara Anda memilih istilah yang harus dijelaskan?

“Intinya, istilah yang kurang familiar harus dijelaskan.

“Misalnya, kalau kita bicara tentang indikator ekonomi yang teknis, saya akan mengubahnya ke bahasa yang lebih sederhana.

“Resesi, misalnya, harus dijelaskan tidak hanya sebagai definisi teknis, tetapi juga dalam konteks yang lebih luas dan praktis, agar pembaca bisa mengerti bahwa meskipun ada resesi, tidak selalu berarti kondisi ekonomi sangat buruk.”

Teknik Mengolah Data Ekonomi yang Ramah Audiens

Ketika data ekonomi bisa sangat kompleks, bagaimana Anda mengolahnya agar mudah dimengerti tanpa mengurangi keakuratan informasi?

“Untuk data yang kompleks, saya sering memecahnya menjadi beberapa bagian.

“Biasanya, saya mulai dengan judul yang menarik dan mudah dipahami. Dari situ, saya akan memaparkan rangkuman data secara umum, dan kemudian menjelaskan lebih mendalam dalam bagian tubuh artikel.

“Misalnya, jika kita bicara tentang pertumbuhan ekonomi, saya tidak hanya memberi tahu angka-angka mentah seperti 5%, tapi saya juga menjelaskan apa arti angka tersebut dan faktor-faktor yang mendorong pertumbuhannya, seperti konsumsi atau investasi.

Saat harus mengolah data ekonomi yang kompleks, Wibi akan memulai berita dengan judul menarik dan menjelaskan inti data.
Saat harus mengolah data ekonomi yang kompleks, Wibi akan memulai berita dengan judul menarik dan menjelaskan inti data.

Apa yang menjadi fokus Anda dalam memilih data yang relevan untuk disampaikan kepada pembaca?

“Data yang paling relevan adalah yang bisa menghubungkan langsung dengan kehidupan pembaca.

“Contohnya, jika kita bicara soal kelas menengah, saya akan mengambil data yang menggambarkan bagaimana perubahan ekonomi memengaruhi pengeluaran sehari-hari, seperti konsumsi makanan dan hiburan.

“Saya berusaha memilih data yang bisa menimbulkan rasa penasaran dan kesadaran di kalangan pembaca.”

Bagaimana cara Anda membuat topik-topik berat seperti inflasi, pajak, atau Produk Domestik Bruto (PDB) agar lebih relatable bagi audiens umum?

“Untuk topik-topik yang berat, saya menggunakan contoh kehidupan sehari-hari.

“Misalnya, saat membahas PPN, saya membuat simulasi kenaikan harga dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan cara ini, pembaca bisa lebih mudah memahami bagaimana angka-angka ekonomi berdampak langsung pada mereka, tanpa perlu terjebak dalam istilah teknis.”

Wibi sering menggunakan contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan topik ekonomi yang 'berat'.
Wibi sering menggunakan contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan topik ekonomi yang ‘berat’.

Kesimpulan

Mengolah data ekonomi ke sebuah berita yang bisa dipahami oleh audiens beragam memerlukan kemampuan untuk menyederhanakan data tanpa mengorbankan akurasi. 

Wibi memberikan beberapa tips untuk hal ini.

Khususnya dengan menjelaskan istilah-istilah teknis dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti, memberikan konteks yang lebih luas untuk situasi ekonomi, dan mengaitkan data dengan kehidupan sehari-hari. Cara ini akan membuat topik-topik ekonomi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Teknik penyampaian yang ramah audiens dan relevansi data yang dipilih juga menjadi kunci dalam menarik perhatian pembaca dan menjaga agar informasi tetap informatif namun tetap mudah diakses.

Wawancara dengan Wibi Pangestu Pratama dilakukan pada Kamis, 2 Januari 2025. Wawancara ini telah diedit agar lebih ringkas.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?